Archive for BBM
Kemasan Tabung Fleksibel 3kg di Rumah Tangga
Konverter Kit EFI versus Klasik dimotor
Konverter kit produk dalam negeri di pameran Indo Automotive
Silahkan registrasi dengan cara pendaftaran secara Online maupun Fax di:
Telepon : 62 21 53660804
Fax : 62 21 5325890 – 5325887
Email : visiting @ wakeni.com
website : http://www.indoautomotive.com
Konverter kit LPG sistem sekuensial menggunakan tabung fleksibel yang didukukung oleh LIPI Inovasi.
Konverter kit yang dipasang pada kendaraan roda dua dan empat……
Gunakanlah gas LPG : Lebih Pake Gas…..lebih aman, lebih hemat, lebih bersih, lebih optimal, lebih kencang…..lebih dan lebih…..
Buktikan dengan mencoba sendiri (test drive) di pameran Indo Automotive……..
Dipl.-Ing. A. Hakim Pane
Produk Konverter Kit Indonesia, Kreasi Anak Negeri Di Media
Sosialisasi terus dilakukan dengan bantuan dari media elektronik Metro TV untuk memperkenalkan konverter kit kreasi anak negeri ini. Partner yang ikut serta di tayangan di Metro TV adalah salah satu anggota KIKO – Indonesia (Koperasi Industri Komponen Otomotif) – Indonesia. Kami berdua awalnya saling mendukung keberadaan kami, KIKO – koperasi baru lahir dan konverter kit kreasi anak negeri juga perlu dukungan rakyat Indonesia. Sayangnya komitmen kami tidak sesuai dan tidak berlanjut kejenjang produksi dan komersialisasi produk ini. Yang jelas koperasi KIKO demikian juga konverter kit sempat dikenal oleh khalayak ramai.
Sosialisasi ini dilanjutkan pada saat shooting pada media diatas. Informasi detail disampaikan dan kami sangat berterima kasih dengan dukungan pihak Metro TV.
Perubahan Ignition Motor Dibidang Mechatronik
- Cobalah dengar perubahan suara sebelum dan sesudah switch dirubah dari posisi off ke on.
- Cobalah lihat putaran ban sebelum dan sesudah switch dirubah dari posisi off ke on.
Jangankan batubara dirubah menjadi bahan bakar kendaraan – udarapun dapat dirubah menjadi BBM
Kita ketahui bahwa air (H2O) dapat dirubah menjadi bahan bakar kendaraan yang disebut dengan gas Hidrogen. Kemudian sudah banyak lembaga ilmiah di Indonesia seperti BPPT yang sudah mau meneliti dan merubah Batubara menjadi DME (Dimethyl ether) setara dengan gas LPG yang juga dipergunakan sebagai bahan bakar gas kendaraan di negara-negara maju. Sekarang sudah ada penelitian merubah udara menjadi BBM (Bahan Bakar Minyak) dalam skala yang kecil tetapi berhasil.
Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda memiliki sifat dan kelakuan berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling “ringan”, bertambahnya atom C dalam rantai tersebut membuatnya semakin “berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana, propane dan butana, pada temperature dan tekanan kamar, keempatnya berwujud gas. Berikutnya dari C5 sampai C18 berwujud cair dan mulai dari C19 keatas berwujud padat.
- Metana adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4
- Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6
- Propana memiliki tiga atom C : (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2)
Jadi secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus dengan rumus kimia CnH2·n+2. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hydrogen dan karbon saling terikat satu dengan lainya sehingga membentuk rantai. Sementara campuran menggunakan isookatana atau benzena adalah senyawa yang dipergunakan untuk meningkatan nilai oktan yang berguna pada pembakaran bahan bakar diruang bakar. Dibawah ini terdapat beberapa rumus kimia yang berhubungan dengan ikatan hidrokarbon.
- Bensin (gasoline) = C5 s/d C12, Jadi, rumus bensin = C5 H12, C6 H14, C7 H16, dst…..(ingat rumus alkana => Cn H2n+2). Semua senyawa di atas adalah rumus kimia bensin dengan campuran nilai oktannnya.
- Minyak tanah (kerosin) = C9 s/d C14
- Avtur = C4 s/d C6
- Solar = C14 s/d C18
- Oli = C18 s/d C20
- Minyak rem = C16 ke atas
Sedangkan batubara juga merupakan salah satu bahan bakar fosil berupa batuan sedimen yang dapat terbakar dan terbentuk dari endapan organik, utamanya berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Dengan melihat jumlah sususan rantai unsur karbon dan hidrogen dari senyawa hidrokarbon maka sebenarnya suatu produk atau bahan dapat saja dirubah melalui suatu teknologi proses, apakah proses tersebut akan mengurangi atau menambah jumlah unsurnya sehingga menjadi produk atau bahan baru yang dapat dipergunakan sebagai bahan bakar kendaraan.
Dengan jumlah susunan rantai unsur karbon dan hidrogen yang banyak sebenarnya batubara dapat saja di jadikan DME atau bahan bakar gas setara LPG. BPPT dan lembaga ilmiah lainnya sekarang sudah mau meneliti hal itu dan akan menggalakkan proses perubahan dari batubara menjadi DME. Beberapa lembaga ada yang menawarkan DME didapat dari batubara dan ada juga didapat dari Biomassa. Apakah DME juga dapat diperoleh dari metana (CH4)???
Proses diatas dapat dikatakan memisahkan atau mengurangi jumlah unsur karbon dan hidrogen pada bahan seperti batubara. Apakah proses pengurangan unsur karbon dan hidrogen juga akan dapat menghasilkan bahan bakar minyak seperti bensin??? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan mudah hanya saja teknologi dan biaya prosesnya yang harus dipertanyakan.
Pemisahan unsur karbon pada suatu bahan tertentu juga dapat kita lihat pada senyawa air (H2O) yang dilakukan melalui proses elektrolisa sehingga hanya didapatkan unsur gas hidrogen (H). Bahan bakar Hidrogen (H) ini juga sudah dipakai dinegara maju seperti Jerman 5-10 tahun yang lalu pada kendaraan bis dalam kota (BVG).
Ada lagi yang paling hebat dari sistem proses perubahan dari satu bahan atau senyawa menjadi bahan lain yaitu merubah udara menjadi bahan bakar minyak (BBM). Wah ini sungguh hebat sekali. Gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana proses perubahan udara menjadi bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan di negara Inggris.
Teknologi yang dimiliki perusahaan Air Fuel Synthesis secara sederhana bisa dijelaskan seperti ini: mencampurkan udara yang mengandung banyak sekali unsur dan senyawa termasuk CO2 (karbon dioksida) dengan natrium hidroksida (NaOH), lalu mengelektrolisasi natrium karbonat (Na2CO3) yang dihasilkan untuk melepas atau mendapatkan karbon dioksida murni (CO2).
Lalu, hasilnya (CO2,
karbon dioksida murni) direaksikan dengan hidrogen (H) yang dielektrolisis dari air (H2O), untuk membuat campuran hidrokarbon. Kondisi reaksi bervariasi dan akan disesuaikan dengan jenis bahan bakar yang diinginkan.Direktur eksekutif perusahaan Air Fuel Synthesis mengumumkan terobosan tersebut dalam sebuah konferensi di Institution of Mechanical Engineers di London. Perusahaan meyakini, pada akhir 2014, asalkan mendapat dana yang cukup, bisa memproduksi BBM alternatif itu dalam skala komersial.
Masalah utamanya, hingga saat ini proses tersebut masih sangat mahal dan sangat baik jika energi sintesis ini bisa menggunakan sumber daya terbarukan, misalnya dari angin dan matahari.
Dengan mengekstrasi karbon dioksida (CO2) dari udara, itu berarti proses produksi BBM alternatif secara efektif bisa menghilangkan gas rumah kaca yang dihasilkan industri. Daur ulang karbon dioksida untuk digunakan dalam mesin juga berpotensi mengubah landscape lingkungan dan ekonomi dunia. “Ada potensi untuk mengubah ekonomi negara, jika bisa membuat bahan bakar sendiri“.
Sementara dilain tempat, katanya, ada orang Indonesia yang dapat merubah daun menjadi uang. Penelitian ini terus dikembangkan dengan mantra-mantra gaibnya??? dan terus didukung oleh pemerintah.
Waduh kapan ya…. Indonesia mempunyai sistem penelitian yang mandiri dan berusaha sebagai pioner penemuan dengan terobosan baru??? Penelitian harus didukung dengan baik untuk ketahanan nasionalnya.
Dipl.-Ing. A. Hakim Pane
Analisa Berita Yang Mempengaruhi BBM
- Kondisi dan situasi produser minyak dunia di timur tengah
- Kebijakan ekonomi dunia
- Persediaan dan produksi minyak mentah dunia
- Bencana alam
Kenapa Pemerintah tidak segera mengkonversi BBM ke LPG
Konverter Kit LGP Karya Anak Bangsa |
Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria, menjelaskan, LPG memiliki beberapa keuntungan dibandingkan CNG. Tabung LPG lebih ringan dibandingkan tabung CNG, karena LPG tidak perlu dipadatkan seperti CNG.
“Lapisan dalam tabung CNG harus tebal, karena didesain harus tahan tekanan tinggi,” ujar Sofyano kepada VIVAnews, akhir pekan lalu.
Selain itu, ia menjelaskan, biaya untuk membangun infrastruktur LPG lebih rendah dibandingkan CNG. CNG hanya bisa didistribusikan melalui pipa yang ditanam dalam tanah menuju stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Sedangkan LPG dapat didistribusikan melalui tabung ataupun mobil tangki layaknya BBM untuk dikirim ke SPBU.
Hal lain yang dapat menjadi pertimbangan pemerintah, menurut dia, adalah LPG telah dapat diterima masyarakat. Saat ini, seluruh pedagang kaki lima pun telah berani menggunakan LPG ukuran 3 kilogram dan tidak ada lagi terdengar berita tabung LPG meledak. Artinya, masyarakat telah
memahami sisi keamanan LPG.
“Sedangkan CNG ini kan barang baru, masyarakat biasanya takut seperti dulu saat pertama kali LPG diperkenalkan,” katanya.
“Dari hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh lembaga independen penyedia jasa pengujian dan analisa PT Sucofindo (Persero), pemanfaatan LPG ternyata bisa diaplikasikan sebagai bahan bakar untuk segala jenis kendaraan bermotor,” kata Direktur Utama PT Sucofindo, Arief Safari, di Jakarta, Kamis (12/7).
Arief mengatakan Sucofindo telah berhasil mengaplikasikan program konversi BBM ke LPG pada dua unit kendaraan dinas mereka, yakni satu unit mobil jenis MPV dan satu unit motor jenis skuter otomatis yang telah dimodifikasi menggunakan alat konversi (converter kit).
“Program konversi BBM ke BBG dalam hal ini LPG bisa dilakukan tanpa harus menunggu kesiapan infrastruktur SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas) yang membutuhkan investasi yang besar. Untuk mempercepat program konversi BBM ke LPG ini pemerintah cukup memanfaatkan jaringan SPBU yang telah ada sebagai agen penjualan LPG seperti yang dilakukan dalam program konversi minyak tanah ke LPG,” paparnya.
Untuk bisa mengaplikasikan teknologi konversi BBM ke LPG, konsumen tidak perlu mengeluarkan dana yang besar karena pemasangan satu unit alat konversi BBM ke LPG termasuk harga tabung LPG hanya berkisar Rp4 juta untuk sepeda motor dan Rp12 juta untuk mobil.
“Jika alat konversi dan tabungnya sudah diproduksi massal di dalam negeri, tentunya harganya bisa jauh lebih murah,” tuturnya.
Dari hasil pengujian awal yang dilakukan PT Sucofindo, pengaplikasian teknologi konversi BBM ke LPG untuk kendaraan bermotor bisa diterapkan dengan aman, asalkan seluruh pihak yang terkait bisa memastikan seluruh prosesnya.
“Untuk memastikan keamanan, maka mulai dari fabrikasi, instalasi, distribusi, ‘authorized station’ (SPBU), serta operasionalnya, dilakukan Sertifikasi QA/QC dan inspeksi sesuai standar ASME, SNI, dan ISO,” tandasnya. (WDA/ant)
Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden Boediono pada pembukaan Forum ke-25 Liquiefied Petroleum Gas (LPG) Dunia di Nusa Dua, Bali, Rabu (12/9/12).
Menurut Boediono, dalam mengatasi keterbatasan infrastruktur, pemerintah sudah mempunyai rencana jelas dan sistem pengoperasian yang baik untuk membangun pipa gas yang akan menghubungkan pulau Sumatera dan Jawa. Pembangunan saluran pipa gas tersebut telah dilakukan dan diharapkan selesai pada tahun 2014. Pemerintah juga sedang melakukan penyesuaian harga gas domestik agar masyarakat tidak keberatan menggunakan gas.Pembangunan terminal penerima gas di Jakarta terus ditingkatkan dan sudah beroperasi melayani kebutuhan masyarakat.
“Perbaikan infrastruktur dan harga LPG diharapkan akan mengoptimalkan program konversi BBM ke LPG,” kata Boediono.
Sementara itu, Pertamina mengklaim bahwa penggunaan LPG meningkat tajam dalam 4 tahun terakhir. Pada awal program konversi minyak tanah ke LPG, Pertamina hanya memiliki tangki LPG dengan kapasitas 136.000 metrik ton, namun kini kapasitas tangki LPG Pertamina sudah 295.000 metrik ton.
Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan menyatakan, melalui program konversi minyak tanah ke LPG yang diterapkan mulai tahun 2007, Pertamina sudah mendistribusikan sekitar 57,9 juta paket LPG ukuran 3 Kg.
Perbedaan Konverter Kit Sistem Konvensional dan Sequential
Sekarang banyak orang tahu apakah itu konverter kit, setelah pada awal tahun 2012 pemerintah menggalakkan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk mensukseskan “program pemerintah bebas subsidi pada tahun 2015“.
Selain itu memang konverter kit di Indonesia dari dulu sudah diterapkan pada tahun 1980 pada kendaraan era abad 19 menggunakan karburator dan pelaku penerapan konverter kit pada kendaraan tersebut dilakukan oleh Tjondro Srihutomo Kusumo, jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB), tahun 1980 telah mendapatkan penghargaan dari pemerintah atas karyanya untuk menggantikan BBM ke BBG untuk kendaraan roda empat (mobil). Harus diingat bahwa pemerintah juga telah melakukan penerapan konverter kit pada kendaraan umum khususnya pada kendaraan taxi 5 tahun yang lalu sebanyak 20% dari jumlah taxi yang ada.
Lucunya…..dengan bangga banyak juga orang yang menjawab pertanyaan seputar teknologi konverter kit dengan pengetahuan yang dari dulu mereka yakini. Setelah diperkenalkan konverter dengan generasinya dan adanya konverter kit dengan sistem sekuensial, dengan spontan mereka juga bertanya, apakah perbedaan antara konverter kit sistem konvensional dan sistem sekuensial???
Gambar : Intake sistem dan sistem EFI untuk suplai bahan bakar minyak dan udara kedalam ruang bakar
- dilakukan sejalan dengan perkembangan teknologi otomotif atau
- memanfaatkan perkembanganan teknologi otomotif tersebut untuk menghasilkan konverter kit yang lebih baik dari pada konverter kit konvensional generasi pertama yang mana sistem kerjanya sama seperti sistem karburator untuk suplai bahan bakar
- Pada saat cranking atau starting diperlukan sistem bahan bakar minyak (untuk memancing agar kendaraan dapat di starting) dan tidak dapat langsung menggunakan bahan bakar gas (BBG)
- Performance yang menurun pada putaran tinggi karena suplai bahan bakarnya tidak sesuai dengan kebutuhan pembakaran dalam ruang bakar mesin (sistem suplai bahan bakar yang sama seperti karburator)
- Efisiensi yang tidak sesuai bahkan dikatakan oleh mereka boros karena bahan bakar gas dalam tabung tidak dalam wujud cair (CNG) dan sistem suplai bahan bakar sama seperti sistem karburator menggunakan spuyer
- Merusak mesin (menurut pendapat pengguna konverter kit di Taxi) karena sistem ignitionnya tidak dirubah dan disesuaikan dengan bahan bakar gasnya (CNG dengan nilai oktan hampir 120) sehingga kendaraan berjalan seperti tertahan (bolot)
- Sama sekali tidak efektif karena teknologi konverter kit yang tidak disesuaikan dengan teknologi otomotif seperti kendaraan Toyota Soluna dan Vios yang sudah menggunakan sistem close loop sehingga tidak didapatkan optimalisasi penggunaan bahan bakar gas (BBG) yang sebenarnya baik terutama pada kontribusi pemanasan global.
- Kendaraan dapat dengan mudah dicranking dan starting menggunakan bahan bakar gas (BBG) tanpa harus dipancing menggunakan bahan bakar minyak (BBM)
- Performance dapat optimal disemua putaran mesin seperti pada penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dikendaraan karena suplai bahan bakar dapat membesar dan mengecil dengan baik
- Efisiensi yang maksimal karena suplai bahan bakarnya disesuaikan sesuai kebutuhan pada setiap percabangan intake secara sistem kontrol elektronik sehingga penggunaan bakarnya tidak mubazir
- Dapat ditambahkan sistem ignition agar pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menjadi optimal pada nilai oktan tertentu
- Karena konverter kit sistem sekuensial menggunakan sistem kontrol elektronik maka semua teknologi otomotif yang dikembangkan secara elektronik pada kendaraan dapat disesuaikan dengan mudah dan benar seperti sistem kontrol close loop, VVTI, IDSI sehingga penggunaan bahan bakar gas pada kendaraan akan menjadi efektif tanpa harus merubah konstruksi mesin besaran-besaran secara mekanik