Solusi hemat BBM menggunakan Air

Terlepas dari krisis atau tidaknya mengenai minyak bumi telah disadari bahwa  sumber energi ini lambat laun pasti akan habis, maka perlu dicari pengganti bentuk   energi   lain   yang   kalau   memungkinkan   tidak akan habis-habis  (contohnya; sinar matahari, air terjun, gelombang laut, air itu sendiri dan lain sebagainya). Bentuk energi yang sekarang sangat efisien dan efektik adalah dalam bentuk energi listrik, sehingga apapun bentuk energi yang ada biasanya akan dijadikan bahan/pembangkit tenaga listrik.

Disini akan dibahas salah satu sumber energi yang terbaik, yaitu hydrogen. Karena hidrogren sangat banyak di dunia ini komposisinya sekitar 70%. Pada teknologi yang akan datang hydrogen akan sangat banyak diteliti oleh para ahli. Berikut adalah salah satu aplikasi bahan bakar untuk memproduksi hydrogen, yaitu menkonversi air (H20) menjadi gas hydrogen (H2) dengan cara elektrolisis dengan menggunakan HHO Generator, teknik elektrolisis ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday .

Berawal dari penemuan Jules Verne di tahun 1874, ketika dia melakukan penelitian tentang elektrolisa air yang menghasilkan gas H2 dan O2, yang mana  ternyata gas H2  dapat meledak ketika dibakar, oleh sebab itu didalam bukunya The Mysterious Island dia menulis; ”Saya yakin bahwa suatu hari air akan  digunakan sebagai bahan bakar, bahwa   hydrogen dan oksigen yang  menyusunnya, digunakan sendiri-sendiri atau bersama-sama, akan menjadi sumber panas dan cahaya yang tidak ada habisnya, dengan daya yang batu  bara tak mampu menghasilkannya.” 

Generator HHO “gHH”
Kembali kepada penemuan Jules Verne memang sangat menarik bahwasanya  air bisa menjadi bahan bakar motor bakar bensin maupun diesel, sejauh ini  memang sudah sangat maju sekali perkembangannya, pelopor yang sangat  terkenal dalam penggunaan H2 sebagai bahan bakar motor bensin dan solar adalah Stanley Meyer, yang akhirnya dibunuh dengan racun oleh sebagian orang yang mempunyai kepentingan dalam bisnis minyak bumi. Tetapi seperti pepatah kita “hilang satu tumbuh seribu” itulah yang sekarang terjadi, dimana-mana diseluruh dunia sekarang ini diramaikan dengan elektrolisa air atau ada juga yang menyebutnya hydrolisa air atau HHO Generator.

Air sebagai sumber daya yang dapat diperbaharui dapat diberdayakan menggunakan HHO GENERATOR. HHO GENERATOR dapaat melakukan elektrolisasi yang merubah air (H20) menjadi hydrogen (H2). Pada pembahasan ini, akan dibahas proses elektrolisasi air (H20) menjadi hydrogen (H2) dengan alat HHO GENERATOR.

Sudah lebih dari 80 tahun proses elektrolisa ini dipergunakan secara komersial, seperti halnya penyepuhan emas, perak dan lain sebagainya. Prinsip Elektrolisa pada air biasa adalah untuk memecahkan ikatan kimia air (H2O) menjadi H2  dan O2, diperlukan tegangan listrik searah (DC), yg dialirkan melalui lempengan plat stainless.

Pada lempengan plat Kathoda bermuatan (-) akan terjadi / terkumpul gas H2 dan pada bagian plat Anoda bermuatan (+) akan terkumpul gas O2, kedua bentuk gas tersebut akan keluar bersama-sama sehingga gas tersebut disebut gas HHO. Dalam proses elektrolisa ini diperlukan elektrolit seperti KOH, NaOH atau Backing soda dll. Elektrolit tersebut gunanya untuk menyalurkan arus listrik didalam air. Apabila gas H2  tersebut dipergunakan untuk pembakaran maka gas O2  yang masih bercampur tersebut tidak menjadikan halangan pembakaran karena setiap pembakaran memerlukan O2, bahkan HHO mempunyai kelebihan, tanpa O2 dari luar dapat dinyalakan atau dibakar.

HHO GENERATOR adalah alat elektrolisa air yang memproduksi hydrogen (H2) yang tersimpan didalam air (H2O), sehingga air (H2O) dapat ter-pisahkan menjadi H2 (hydrogen) dan O2 (oksigen).  Proses elektrolisa air dikenal juga sebagai elektrolisa alkalis, karena untuk berjalannya proses elektrolisa ini diperlukan larutan katalisator yaitu larutan alkalis (seperti KOH, NaOH, Baking Soda dan sebagainya.).

Proses elektrolisa menggunakan 2 buah plat kondensator, satu plat digunakan untuk elektroda Kathoda (-) dan yang satu lagi untuk elektroda anoda (+),  kedua plat kondensator tersebut ter-rendam dalan cairan Air yang dicampur dengan KOH, apabila Kathoda dan Anoda diberi tegangan listrik maka akan terjadi pada elektroda kathoda akan terkompres gas H2 dan pada elektroda anoda terkompress O2 , hasil dari perpecahan tersebut dapat digunakan gas H2 nya untuk menambah   atau mengganti sebagian dari bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan bermotor, sehingga akan mengurangi pemakaian bahan bakar itu sendiri secara otomatis.

Elektrosisa terbagi menjadi dua, yaitu :

  • Eletrolisa basah (wet electrolyze)
  • Elektrolisa kering (Dry electrolyze)
Elektrolisa Basah adalah elektrolisa yang biasa digunakan sampai saat ini, yaitu dengan memasukan kedua plat kondensator tersebut kedalam air destilasi atau air RO (Reverse Osmosis = air murni), apabila kedua elektroda tersebut diberi tegangan listrik maka akan terjadi proses pemisahan H2 dan O2, kemudian hasil H2 tersebut perlu dihitung dan di-data dari hasil percobaan, selain itu perlu diteliti variabel yang mempengaruhi produksi H2 tersebut, sehingga dapat diambil kesimpulan penggunaan elektrolisa yang paling efisien & efektif. Elektrolisa Kering (Dry electrolyze) merupakan perkembangan baru yang biasanya disebut Dry-cell, pada proses ini plat kondensotornya tidak direndam kedalam larutan akan tetapi plat-nya berada disebelah luar dan larutannya didalam plat tersebut. Pada proses dry cell panas yang ditimbulkan oleh plat kondensator dapat dibuang langsung keluar, sehingga tidak membuat larutan menjadi lebih panas, dibandingkan dengan elektrolisa biasa atau elektrolisa basah (Wet Electrolyze).

Rumus  Kimia pada proses Elektrolisa:

Pada elektroda Kathoda terjadi penambahan elektron (e−), sehingga reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut :

Kathode (reduksi): 

2H+(cair) + 2e−→ H2(gas). 
Sedangkan pada elektroda Anoda, terjadi proses oxidasi dimana pelepasan elektron yang bergerak kearah elektroda kathoda, reaksi kimia pada Anode sebagai berikut Anode (oxidasi) : 
2H 2O   (l) → O2(gas) + 4H+(cair) + 4e− ; (l = Larutan). 
Reaksi kimia penyeimbangan, reaksi air dengan larutan basa sebagai berikut; 
Katode (reduksi): 2H  2O (l) + 2e− → H2(gas) + 2OH−(cair) 
Anode (oxidasi) : 4OH−(cair) → O2(gas) + 2H 2O (l) + 4e−.

Sehingga dapat ditulis untuk keseluruhan reaksi pemecahan H2 dan O2 ;

Reaksi keseluruhan: 

2H   2O   (l) → 2H2(gas) + O2(gas). 
Dari persamaan reaksi kimia yang terjadi, jumlah volume H2 gas besarnya atau volumenya adalah 2 X  lebih banyak dari jumlah volume O2 gas.

Pada sepeda motor 4 langkah konsumsi bahan bakar menjadi perhatian penting dikhawatirkan dengan CC yang besar konsumsi bahan bakar semakin meningkat. Maka dengan penggunaan HHO GENERATOR konsumsi bahan bakan menjadi lebih irit dibandingkan tidak menggunakan HHO GENERATOR. Dimana HHO GENERATOR mampu menggabungkan hydrogen dengan pengkabutan udara hasil dari bensin yang bercampur udara di ruang bakar kendaraan bermotor, yang menghasilkan efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar 50% dari pemakaian normal.

Dengan memasang HHO GENERATOR di ruang mesin, isi HHO GENERATOR dengan air destilasi, aliri dengan listrik DC, dan HHO GENERATOR akan memproduksi gas HHO (hidrogen+oksigen) untuk disupply ke ruang bakar. Gas HHO disuplai ke ruang bakar melalui intake manifold atau filter udara.  

Arus listrik ke HHO GENERATOR hidup hanya setelah kunci kontak diputar ke posisi ON. Setelah kunci kontak OFF, maka HHO Generator tidak bekerja. HHO GENERATOR disuplai dengan tegangan DC 12V, arus 5-25 A, dan tidak mengganggu kinerja alternator secara berlebihan, pada kendaraan roda dua (motor), DC 12V, arus 2-5 A.

HHO GENERATOR juga mampu meningkatkan performa laju kendaraan bermotor secara cukup signifikan, meninggalkan akselerasi spontan, dan memperpanjang umur komponen-komponen ruang bakar sepeda motor. Semakin besar perbandingan kompresi dari suatu motor maka semakin bagus kinerja yang dihasilkan oleh HHO GENERATOR.

Tinggalkan komentar