Dari empat artikel di Blog yang kami tayangkan baru-baru ini untuk mendukung 2 pameran yang kami selenggarakan di Indo Automotive dan di PRJ, ternyata pada blog kami banyak sekali pertanyaan seputar penggunaan bahan bakar gas (BBG). Salah satu pertanyaan yang lumayan sering muncul dan lengkap kami pilah pilih seperti yang dapat dilihat dibawah ini….
Salam perkenalan
Saya sudah baca situs anda di internet soal konversi BBM ke Gas dan tertarik untuk penerapannya di roda dua.
Yang ingin saya tanyakan :
1. Di website Bapak, selalu untuk roda empat, dan untuk roda 2 nya saya tidak temukan Kit maupun literaturnya. Apa sudah ada untuk aplikasinya di roda dua pak.
2. Selain dari website Bapak, saya juga membaca web lain sejenis, dan membuat peralatan sederhana dan mungkin dari sisi safety saja sedikit kalah dari produk Bapak, bisakah bapak beri pencerahan dimana saya bisa dapatkan pernak-pernik sistem gas ini, apa Bapak juga menyediakan semacam neple, injektor, dll secara terpisah dari Kit yang ada.
3. Saya sedang membutuhkan konverter kit yang dipasang di unit forklift, dimana kami ingin mengkonversikan dari sumber tenaga diesel menjadi LPG. Apakah hal ini bisa dilakukan?
4. GasKit untuk tabung 3kg cukup manis, kira-kira berapa harganya ya pak dan bisa saya dapatkan dimana.
5. Dan masih banyak lagi pertanyaan yang menurut kami lebih keteknis pelaksanaan permintaan pemasangan konverter kit?
Demikian pertanyaan saya, terima kasih sebelumnya atas kesediaan Bapak untuk menjawab dan maju terus kreasi anak bangsa juga Go Green Go
Salam,
= = = = = = = = = = = = =
Ulasan kami ada dibawah ini sebagai masukan dan bahan diskusi pada kesempatan yang akan datang :
Salam kenal juga bapak-bapak…..
Mengenai konverter kit untuk kendaraan roda dua…bukan kami tidak membahasnya melainkan untuk penerapannya dimotor atau kendaraan roda dua belum kami bahas….hal ini disebabkan oleh sistem karburator yang masih mendominasi pada produksi kendaraan roda dua.
Mengenai adanya web lain yang membahas konverter kit yang lebih sederhana dan lebih murah dimotor itu benar adanya dan dapat kami pastikan konverter kit tersebut menggunakan sistem konvesional yang didukung sistem mekanikal (pressure regulator bensin yang dimodifikasi) (lihat gambar dibawah ini).
Kami dapat pastikan masih banyak kendala dalam menggunakan sistem konverter kit ini dimotor. Efisiensi, performance dan emisi gas buangnya akan tidak optimal dan tidak akan memenuhi standar. Konverter kit seperti ini memang dapat berfungsi seperti konverter kit yang diperkenalkan pada tahun 1980-an yang mana sangat minim sekali. Seperti kita ketahui sistem konvensional ini pernah dipasang kendaraan angkutan taxi dengan BBG CNG 5 tahun yang lau, hal ini menyebabkan kendaraan taxi banyak yang rusak.
Selain itu ada kendala yang paling krusial yang tidak pernah dibahas oleh teman-teman kita diweb yaitu cepat menjadi dinginnya bahan bakar gas (BBG) dimotor. Hal ini disebabkan oleh sangat pendeknya pipa ke mesin dan penggunaan regulator sistem keran. Cepat menjadi dinginnya BBG LPG akan mengganggu pembakaran BBG LPG didalam mesin dan sistem regulator dengan adanya dingin akan menutup aliran BBG pada sistem distribusi.
Jadi konverter kit kami dimotor sudah ada hanya saja dipasang pada motor yang menggunakan sistem EFI, seperti halnya konverter kit yang kami bangun pada sistem mobil EFI
Oleh karena itu untuk konverter kit dimotor, kami akan buatkan seperti ini : sistem karburator dimotor menggunakan bahan bakar bensin, kami rubah dahulu dengan menggunakan sistem EFI. Hal ini kami canangkan juga sesuai kebijakan atau program pemerintah nantinya dalam hal kenaikan “pajak pada emisi gas buang yang tinggi polusi dan carbon”.
Caranya seperti yang sudah kami utarakan diblog (tapi kali ini lebih detail ya…) yaitu dengan hanya penambahan elektronik control unit (ECU), injector, sensor MAP dan pompa bensin pada motor sementara sistem karburatornya masih menempel dimesin motor. Hal ini diperlukan agar sistem throttle (mengatur banyaknya udara untuk pencampuran) disistem EFI tetap ada nantinya. Jadi biayanya untuk pemasangan system EFI akan menjadi tidak mahal dan juga pemakai motor nantinya dapat juga menggunakan sistem karburator jika diinginkan.
Setelah sistem EFI terpasang dimotor barulah dipasang sistem konverter kit dengan generasi barunya. Jika motor terpasang konverter kit dengan sistem EFI maka dipastikan efisiensi, performance dan emisi gas buang akan baik.serta penggunaan BBG akan optimal. Jika tidak maka konverter kit dengan harga 500rb akan percuma terpasang (jgn lupa tadi masalah dingin).
Oh iya kami tambahkan juga pada sistem konverter kit ini untuk dimotor dengan penambahan sistem pemanas BBG sehingga masalah dingin tidak akan terjadi yang akan mengganggu sistem pembakaran diruang bakar mesin.
Jadi ada dua opsi untuk kendaraan dimotor…Jika masyarakat tidak mau menggunakan BBG tetapi ingin menggunakan sistem EFI (tahap pertama) dan ini akan membuat sistem karburator dimotor MIO misalnya yang boros akan menjadi irit dengan gas buang yang baik (seperti sistem EFI di MIO produk yang baru menggunakan EFI divonis lebih irit). Jika masyarakat ingin menggunakan BBG maka dari sistem EFI yang sudah ada hanya tinggal dipasangkan sistem konverter kit yang benar (dengan sistem EFI) (tahap kedua). Atau dipasangkan konverter kit dimotor sekaligus jika masyarakat menginginkan penggunaan bahan bakar gas (BBG) dimotor tanpa harus atau dengan keharusan pemasangan injector dan pompanya.
Pada kesempatan ini perlu juga diulas bahwa penggunaan BBG dimotor sangat diperlukan modul ignition (pengapian) yang tergabung didalam ECU nantinya. Hal ini perlukan karena nilai oktan pada BBG LPG berkisar antara 98-110. Sementara timing ignition yang dibangun pada motor berkisar antara oktan 88-92. Produser otomotif melakukan hal ini (setting ignition pada nilai oktan tertentu) mengingat dimensi mesin satu silinder yang kecil pada motor sehingga setting ignition dan kompresinya tidak terlalu tinggi. Setting iginition seperti itu akan membuat motor akan lebih awet dan mesin menjadi tidak terlalu panas. Jika motor mempergunakan bensin premium dengan nilai oktan 88 maka kondisi mesin motor akan tidak bermasalah dan jika menggunakan bensin pertamax dengan nilai oktan 95 juga tidak membuat mesin menjadi bermasalah dan awet.
Tetapi pada penggunaan BBG LPG dengan nilai oktan 98-110 akan membuat kendaraan motor bermasalah. Hal ini dapat ditemukan juga kenapa konverter kit BBG CNG konvensional yang dipasang 5 tahun yang lalu di kendaraan taxi dicopot dan dimasukkan kedalam gudang??? Karena sistem ignitionnya tidak disesuaikan pada nilai oktan yang dapat dipastikan pada BBG CNG dengan nilai 120. Dikarenakan setting ignition mobil rata-rata berada pada nilai oktan 95 (seperti Yaris misalnya, manual book) maka setting pada nilai oktan 95 berada sangat jauh jika dibandingkan nilai oktan 120. Konverter kit konvensional 5 tahun yang lalu di kendaraan taxi tidak menyediakan setting sistem ignitionnya sedangkan pada konverter kit BBG CNG generasi baru menyertakan perubahan sistem ignition pada nilai oktan 120.
Sesuai ulasan diatas maka dapat disimpulkan juga bahwa pada konverter kit LPG tidak ditemukan perubahan sistem ignition untuk penyesuain penggunaan bahan bakar gas (BBG) dengan nilai oktan yang tinggi. Hal ini dikarenakan nilai oktan BBG LPG berkisar 98-110 mendekati setting ignition mobil standar pada nilai oktan 95 dimobil. Jadi pada konverter kit mobil yang beredar didunia saat ini hanya ada sistem perubahan EFI dan tidak diperlukan sistem ignitionnya. Tapi kami menyediakan sistem ignition modul agar penggunaan bahan bakar gas LPG akan menjadi lebih optimal (efisiensi, performance dan emisi gas buang).
Pada motor tidak dapat disamakan seperti pada sistem mobil. Sistem ignition harus dirubah sedemikian rupa secara elektronik agar sistem iginition dapat disesuaikan dengan bahan bakar gasnya (BBG) dengan nilai oktan BBG LPG berkisar antara 98-110. Efisiensi, performance dan emisi akan menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu sistem konverter kit harus dibuatkan secara elektronik dan bukan secara mekanik agar setiap perubahan penggunaan bahan bakar gas (BBG) dan BBM (peremium atau pertamax / standar pabrikan) dapat dilakukan dengan mudah. Kendaraan akan berubah menjadi Bi-Fuel system.
Demikain juga dengan perubahan pada sistem EFI-nya atau perubahan bahan bakar-nya, apakah menggunakan BBM bensin (premium atau pertamax) dan BBG LPG dapat dilakukan dengan hanya menekan tombol dengan mudah.
Oh iya untuk mendukung sistem keamanan dan keselamatan–nya serta efisiensi penggunaan BBG LPG maka sistem semi EFI dengan ECU-nya dirancang agar pada saat bahan bakar gas (BBG LPG) akan habis atau sudah habis harus terjadi pencampuran kedua bahan bakar dengan jumlah atau banyaknya kedua bahan bakar yang disesuaikan dengan prosentaase didalam microcontroller. Jadi sesuai azas keamanan dan keselamatan penggunaan BBG dalam tabung fleksibel maka motor tidak akan bermasalah saat motor melaju atau berhenti tiba-tiba diatas rel kereta api. Selain itu sesuai azas penghematan dan efisiensi maka BBG LPG harus habis dengan cara pencampuran BBG dan BBM, jadi penggunaan BBG LPG dalam tabung fleksibel akan diperhitungkan dengan baik dan sangat efisien. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan konverter kit cara semi EFI dan bukan secara mekanik.
Untuk spare part pernak pernik konverter kit dapat dibeli secara terpisah dan harganya dapat menyusul sesuai permintaan.
Untuk pertanyaan nomor 3 (tiga) sedang kami rencanakan untuk membangun peralatan konverter kit bahan bakar minyak solar (BBM solar) menggunakan BBG LPG. Untuk BBM solar memang sangat diperlukan sekali bidang khusus yaitu bagian mesin karena ada perubahan pada mesin jika konverter kit dipasang.
Dan salah satu cara mengkonversi BBM solar ke bahan bakar gas (BBG LPG) adalah dengan membangun terlebih dahulu sistem pengapian (ignition sistem) yang tidak ada pada mesin diesel, dengan demikian pembakaran bahan bakar gas (BBG) dapat terjadi dalam ruang bakar mesin diesel. Gambar dibawah ini adalah sistematika penambahan sistem ignition pada mesin diesel.
Gambar ini kami ambil dari salah satu produser konverter kit diesel ke BBG dan memang harganya sangat mahal sekali saat ini (impor) dibandingkan dengan konverter kit BBM besin, yang harganya berkisar antara Rp. 25jt hingga 80jt (jika dikurskan ke Rupiah). Mahalnya konverter kit ini juga dikarenakan adanya perubahan pada mesin diesel itu sendiri (ignition sistem) menggunakan bahan bakar solar (famili sentan) sehingga famili bahan bakar ber-oktan seperti pada jenis bahan bakar BBG LPG dapat dipergunakan pada mesin diesel tersebut.
Kami akan membangun sistem konversi BBM solar ke BBG LPG karena sudah ada permintaan dari BTS Nokia dan Bulog yang tersebar diseluruh Indonesia. Dalam waktu dekat konverter kit ini akan hadir dengan keunggulan harganya yang murah dan sistem perubahan mesin yang sangat simple yang dapat diterapkan pada semua mesin diesel serta koordinasi atau manajemen proyek perubahan mesin diesel sehingga perubahan pada satu jenis mesin dapat terlaksana dengan mudah dan menyeluruh.
Untuk kemasan tabung fleksibel 3kg seharusnya diterapkan pada sistem konverter kit sehingga azas keamanan dan keselamatan dapat diterapkan pada penggunaan BBG LPG dimotor dan bukan hanya BBG LPG dapat berfungsi dimotor dengan harga murah.
Kemasan yang dapat melindungi tabung 3kg dimotor dan dirumah tangga untuk memasak dapat bapak-bapak lihat di pameran PRJ di Hall B2, no. 31 stand LIPI ya….harganya dapat bapak tanyakan pada rekan-rekan kami disana. Kami juga menjalin kemitraan dalam bentuk reseller, distributor dan agent di 33 provinsi.
Demikian ya ulasan kami dan mudah-mudahan ulasan ini dapat membantu bapak-bapak dalam menentukan mana yang terbaik dan menjadi literature khusus dalam penggunaan bahan bakar gas (BBG LPG) yang menjadi topik paling seksi saat ini. Bukan karena subsidi BBM yang membengkak atau kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam waktu dekat ini melainkan sudah menjadi keharusan suatu negara dalam menentukan kebijakannya menggunakan bahan bakar gas (BBG) mengingat sudah menjadi wajib hukumnya sesuai periode dan generasi dalam penggunaan bahan bakar gas (BBG) saat ini di Indonesia dan dunia. Selain itu hal yang mutlak dalam mendukung permasalahan pemanasan global yang mengakibatkan banjir diseluruh dunia…..Masyarakat harus sadar akan hal ini jika ingin adanya keberlangsungan penggunaan energi yang berkelanjutan dan melindungi dunia atas semakin memburuknya perubahan iklim dunia…..Ini fakta dan kita harus ikut serta mendukungnya untuk anak cucu kita dimasa yang akan datang….
Salam
Dipl. – Ing. A. Hakim Pane