ALAT PENGIRITAN YANG JUGA MERUPAKAN PRODUK DALAM NEGERI

Sebelum kita masuk kembali pada tema konverter kit dan sebagai kelanjutan dari tema sebelumnya, mari kita lanjutkan pembahasan dan pengalaman kreasi inovasi teknologi hingga sampai pada produk “konverter kit LGV sistem sekuensial menggunakan tabung fleksibel (konsep replace)”.

Tema kali ini berkaitan dengan alat pengiritan bahan bakar minyak (BBM) yang dipasangkan pada kendaraan sehingga konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan dapat lebih irit dan efisien.


Seperti kita ketahui banyak sekali jenis alat pengiritan konsumsi bahan bakar kendaraan yang dijual dipasaran yang berfungsi berdasarkan:
1. Proses dampak kimiawi
2. Proses dampak fisikalis
3. Proses langsung terhadap konsumsi bahan bakar.

Pertanyaannya adalah : apakah alat pengiritan yang beredar dipasaran sangat banyak membantu dalam mengurangi bahan bakar kendaraan terutama bahan bakar minyak (BBM) jenis premium?

Pertanyaan diatas sebenarnya sudah pernah dibahas pada tema “Alat Pengiritan Bahan Bakar Baru Berbasis Gas LPG Pada Kendaraan”, di http://www.konverterkit-indonesia.com/2012/09/alat-pengiritan-bahan-bakar-baru_21.html.

Kita ulas sedikit untuk mengingat kembali tema alat pengiritan diatas dengan memulai menjabarkan satu persatu alat pengiritan yang diawali dengan proses dampak kimiawi dan fisikalis. Alat pengiritan berbasis “additive”, sebenarnya merubah BBM secara kimiawi besar oktan bahan bakar BBM jenis premium (biasanya disebut dengan campuran iso-oktana). Alat pengirit berbasis “water Injection” dan “HHO (Hydroxy gas)” sebenarnya hanya menambah bahan bakar jenis gas yaitu gas Hidrogen (H) kedalam campuran bahan bakar bensin premium sehingga oktan juga bertambah.

Alat pengiritan berbasis “magnet” dan “pemanas” bekerja berdasarkan cara fisikalis yaitu merubah struktur atom bahan bakar bensin premium. Dengan menggunakan magnet diharapkan medan magnet dapat mengurai atom-atom dan dengan demikian patikel-partikel yang ada pada bahan bakar. Demikian juga dengan alat pemanas diharapkan bahan bakar yang akan masuk kedalam ruang bakar mesin berada pada kondisi sudah panas sehingga pembakaran dalam ruang bakar mesin dapat lebih cepat terjadi selain itu diharapkan pada sistem pemanas ada atom atau pertikel pada suhu tertentu terurai dengan baik. Sementara pada alat pengirit yang didapat dari cara kerja “mengurangi resistensi” komponen kendaraan (cara fisikalis) seperti busi, kabel busi dan grounding yang bagus diharapkan besar pengapian akan lebih besar lagi sehingga pembakaran bahan bakar akan terjadi lebih sempurna lagi yang berdampak pada performance semakin baik dan dengan demikian efisiensi bahan bakar.

Alat pengiritan yang ketiga dengan cara proses langsung terhadap konsumsi bahan bakar adalah merubah “sistem kontrol” secara langsung pada bahan bakar sehingga besaran bahan bakar premium dan sistem pengapian (ignition system) dapat dioptimalkan. Dikarenakan teknologi otomotif semakin canggih maka sistem kontrol yang ditemukan pada kendaraan saat ini adalah dengan cara elektronik, maka perubahan konsumsi bahan bakar maupun pengapian (ignition) harus dilakukan secara elektronik juga.

Alat pengiritan yang pertama dan perlu kita ketahui adalah dengan merubah secara langsung besaran-besaran yang ada dalam ECU (Electronic Control Unit) dan biasanya cara seperti ini dinamakan dengan cara “Remapping”. Hanya saja besaran-besaran yang dapat diatur dalam disiplin remapping tergantung dari kendaraannya dan tidak banyak kendaraan yang mendukung disiplin remapping ini dan hanya mobil-mobil Eropa saja yang mendukung disiplin ini. Merubah dengan menggunakan scan tools tidak begitu signifikan karena setting ditujukan pada reset atau mengembalikan setting pada kondisi awal atau hanya merubah sedikit saja besaran-besaran yang terdapat dalam ECU (hanya pada range atau batasan tertentu saja).

Pengaturan secara langsung dapat juga dilakukan dengan menggunakan alat kontrol tambahan diluar ECU kendaraan yang sudah tersedia. Alat kontrol ini dinamakan dengan “Piggy Back”, suatu alat control (manufactures after sales) yang dipasang sebelum posisi ECU. Arti piggy adalah kibulin atau merubah dan back artinya belakang atau yang dimaksud dibelakang sebelum ECU untuk memanipulasi besaran yang diperoleh dari sensor-sensor.

Pada tahun 2007 dikembangkan alat pengirit produk dalam negeri sebagai hasil kreasi inovasi teknologi berupa alat kontrol yang dipasangkan sesudah posisi ECU. Alat kontrol ini dinamakan KIMCAR (untuk pengaturan bahan bakar) dan KIMMOTOR (untuk memperbesar pengapian) yang sudah dipasangkan pada lebih dari 300 kendaraan dengan ATPM yang berbeda-beda. Dimulai dari Inova, Avanza, Xenia, Soluna, Fortuner, Kijang semua jenis, Yaris, Rush, Absolut dan lain-lain dari Toyota; Jazz, CRV, Stream, dan lain-lain dari Honda; Lancer, Galant, Pajero, dan lain-lain dari Mitsubishi; KIA, BMW, Mercedes dan masih banyak lagi.

Dibawah ini ada beberapa foto pemasangan KIMCAR pada beberapa kendaraan dari beberapa ATPM berbeda.

Gambar : Pemasangan pada Mobil BMW

Gambar : Pemasangan pada Mobil Honda Stream


Gambar : Pemasangan pada Mobil Opel Blazer dan Toyota Avanza


Gambar : Pemasangan pada Mobil Mitusubishi Galant dan Pajero


Gambar : Pemasangan pada Mobil Toyota Kijang LGX dan Inova


Gambar : Pemasangan pada Mobiltoyota Kijang dan KIA Spectra


Dibawah ini terdapat tabel beberapa pemasangan pada kendaraan :

Tabel : Instalasi KIMCAR dan KIMMOTOR pada jenis kendaraan dari ATPM yang berbeda


Percobaan untuk mengukur besar bahan bakar yang diiritkan dapat dilihat pada gambar dibawah ini : (Menggunakan gelas ukur dan stopwatch dalam mengukur jumlah bahan bakar yang diiritkan pada RPM konstan).

Gambar : Pengukuran bahan bakar yang diiritkan


Dibawah ini terdapat gambar alat pengiritan dan produksinya (Home Industry).

Gambar : Produk dan Mome Industri


Beberapa majalah ikut meliput alat pengiritan ini seperti yan dapat dilihat dibawah (dari mulai tahun 2007 hingga 2009).

Gambar : Majalah Otomotif Indonesia (Mobil Motor)


Ditambah dengan kreasi inovasi teknologi dibidang ECU yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar : Majalah Otomotif Indonesia (Mobil Motor)


Gambar-gambar dibawah ditujukan pada saat dyno mobil Avanza yang akan diuji dan dijadikan referensi oleh satu majalah Otomotif di Indonesia.

Gambar : Pengukuran Dyno mobil Avanza


Produk KIMMOTOR dapat dilihat pada gambar dibawah ini dengan sistem installingnya.

Gambar : KIMMOTOR dengan instalasinya


Sebagai kesimpulan dari pembahasan mengenai alat pengirit, ditunjukkan pada gambar dibawah ini menggunakan Dynometer pada alat pengirit KIMCAR dan KIMMOTOR yang dipasangkan pada kendaraan Peugeot 306.


Gambar : Mobil Peugeot 306 di dyno menggunakan alat KIMCAR dan KIMMOTOR
Hasil pengukuran menggunakan alat pengirit KIMCAR dan KIMMOTOR dapat dilihat gambar dibawah ini (Torque dan Horse Power).

Gambar : Torque, Dyno alat pengirit KIMCAR dan KIMMOTOR


Gambar : Horse Power (HP), Dyno alat pengirit KIMCAR dan KIMMOTOR


Pada gambar dapat dilihat Torque dan Horse Power (HP) pada kondisi standar (Run 4), pada kondisi hanya menggunakan KIMMOTOR (memperbesar pengapian) (RUN 2), pada kondisi KIMMOTOR ON dan KIMCAR pada posisi saver (pengiritan) (RUN 1) dan pada kondisi KIMMOTOR ON dan KIMCAR pada posisi performance (power) (RUN 2).

Torque yang paling tinggi didapatkan pada kondisi RUN 1, dimana terjadi pembesaran pengapian (ignition) dan bahan bakar dikecilkan sehingga terjadi pembakaran sempurna (ledakan yang optimal) dalam ruang bakar pada RPM rendah. Sedangkan kondisi RUN 1 pada RPM tinggi, Torque menurun dan lebih kecil dari pada kondisi standar (RUN 4). Pada RUN 2 menggunakan KIMCAR (posisi power) dan KIMMOTOR didapatkan torque yang rendah dibandingkan dengan RUN 1. Hal ini mungkin diakibatkan terlalu besar setting-an bahan bakar bensin atau bahan bakar bensin pada keadaan standar sudah besar.

Alat pengiritan dan performance KIMCAR tidak dibuat dinamis pada kondisi RPM tinggi dan RPM rendah (hanya menggunakan logic device dan bukan microprocessor). KIMCAR hanya dibangun untuk tiga kondisi, apakah bahan bakar dikurangi saja, bahan bakar dibesarkan saja dan terakhir pada posisi OFF mengembalikan kondisi kendaraan kembali seperti sediakala setting-an ATPM (original). Sebaiknya dibuatkan pada KIMCAR suatu alat yang dapat mengecilkan bahan bakar pada RPM rendah dan memperbesar bahan bakar pada RPM tinggi (jadi berlaku “city car” dan “power car“) menggunakan microporcessor sehingga dinamika besaran bahan bakar dan pengapian dapat selalu menyesuaikan dengan RPM dan kondisi jalan.

Tapi untuk memperbaiki KIMCAR dengan fungsi yang dinamis tidak dikembangkan lagi karena alat pengiritan BBM premium menggunakan sistem kontrol tidak begitu signifikan dikemudian hari. Hal ini disebabkan harga bahan bakar bensin premium yang menggunakan dana subsidi akan naik dikemudian hari. Subsidi harus dihapuskan jika rakyat menginginkan pembangunan yang lebih nyata dan merata (dengan syarat korupsinya-pun harus dihilangkan, jika tidak ya sama saja).

Oleh karena itu sebaiknya perbaikan alat pengirit bahan bakar dikembangkan pada penggunaan bahan bakar gas (BBG) sehingga menghasilkan efisiensi, performance dan emisi gas buang yang maksimal. Alat pengirit tersebut adalah peralatan konversi BBM ke BBG. Jika alat konverter kit dapat dikembangkan maka efisiensi yang terjadi bukan saja pada setting dan tuning besaran bahan bakar sehingga menjadi irit melainkan dari harga bahan bakar gas (BBG) itu sendiri yang murah. Dengan demikian efisiensi akan didapatkan berlipat ganda. Yang dulunya efisiensi hanya dapat diperoleh sebesar 25-30% maka pada penggunaan bahan bakar gas (BBG) akan didapatkan efisiensi sebesar 50% hingga 60%, sungguh sangat menakjubkan. Efisiensi 25% hingga 30% didapat dari setting dan tuning besaran-besaran bahan bakar dan pengapian (ignition) dengan oktan yang tinggi (nilai oktan BBG diatas 110) dan selebihnya efisiensi didapat dari harga bahan bakar yang murah. Program pengiritan bahan bakar menggunakan BBG dikemudian hari akan terlihat nyata selain emisi gas buang yang ramah lingkungan.

Kendaraan menggunakan BBG akan mendukung program “Green” yang terdiri dari komponen ramah lingkungan dan pemanasan global. Oleh karena itu sebaiknya pemerintah harus serius menjalankan program konversi BBM ke BBG dan tidak hanya menjadi wacana saja. Kasihan rakyat yang selalu kebingungan mencari energi alternatif selain BBM jika subsidi BBM dihapuskan. Dimana peran pemerintah dengan kekuasannya??? Apakah pemerintah pro rakyat atau pro golongan??? Ingat pemerintahan adalah bagian dari rakyat dan seharusnya pemerintah mementingkan rakyat dibandingkan dengan kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Rakyat tidak akan diam dengan semua jenis penindasan atau kebijakan tidak pro rakyat. Rakyat akan bereaksi dengan semua kebijakan yang selalu menyusahkan rakyat.

Sudah seharusnya pemerintah sepenuhya pro rakyat dengan kepastian kebijakan tanpa wacana yang selalu diidam-idamkan. Barometer kemajuan bangsa dan negara dapat dilihat dari kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya dan bukan pemerintahnya. Perjuangan para pahlawan dengan cita-citanya adalah untuk membangun rakyat dan bangsa yang sehat, pintar, maju, makmur dan sejahtera. Semoga para pejabat dalam pemerintahan mendengar dan tidak lupa akan semangat para pahlawan yang telah mendahului kita…..Amin.


Dipl.-Ing. A. Hakim Pane

1 Komentar »

  1. Wooow!!!….ada juga ya produk pengiritan BBM produk dalam negeri kreasi inovasi teknologi….Lihat deh di http://www.konverterkit-indonesia.com/2014/05/alat-pengiritan-yang-juga-merupakan.html , atau mudah saja di http://www.konverterkit-indonesia.com/, benarkah alat pengiritan yang beredar dipasaran sangat banyak membantu untuk mengurangi bahan bakar kendaraan terutama BBM jenis premium. Jangan ketinggalan dengan berita-berita terhangat dari kami. Kita harus maju satu langkah dari yang lain……

RSS feed for comments on this post · TrackBack URI

Tinggalkan komentar